Jumat, 21 Oktober 2011

Topeng Kesombongan

  
Ketika kita berkata,”Saya tidak sombong!” Sesungguhnya kita sedang mempertunjukkan kesombongan kita.
Rasa bangga dan kesombongan sepertinya beda-beda tipis maknanya. Karena ketika sebuah rasa bangga yang kita perlihatkan demi mengharapkan puja-puji dan tepuk tangan dari orang lain, sudah tidak ada bedanya dengan yang bernama kesombongan.
Walaupun kita mengatakan, bahwa kita tidak bermaksud sombong, tetapi tetap saja ada benih kesombongan di atas kebanggaan yang kita miliki.
Kebanggaan yang berlebihan adalah pertunjukan keegoan dan itu tidak ada bedanya dengan kesombongan.
Semua memang tergantung dari sebuah niat. Pun tidak tertutup kemungkinan seseorang menceritakan kebaikan dan prestasinya demi untuk menjadi pemicu bagi orang lain berbuat baik dan bersemangat untuk meraih prestasi.
Namun tidak sedikit kita mendengar seseorang berkata,”Bukan sombong, kalau saya dulu adalah pejabat tinggi!”
“Bukan sombong, dulu saya sudah banyak menolong dan membantu orang-orang susah!”
“Bukan bermaksud sombong kalau saya katakan, semua kitab suci dan agama saya pelajari, jadi jangan ceramahi saya lagi!”
Tidak jarang pula kita menemui orang-orang yang kelihatan begitu rendah hati, tetapi diam-diam sombongnya bukan setengah mati lagi. Tapi sombongnya mati-matian.
Saya juga heran, mengapa orang suka memvonis saya orang yang rendah hati, padahal saya sudah jujur apa adanya dan sombongnya setengah mati. Walaupun memang belum sampai mati-matian sombongnya.
Bila seseorang terang-terangan bersikap sombong dan sadar dirinya sombong, tidaklah menakutkan dan membahayakan. Contohnya saya. Loh, kok sombong?!
Yang mengerihkan adalah orang yang menganggap dirinya baik, umat Tuhan yang taat, dan rendah hati.
Tetapi tanpa disadari tersembunyi kesombongan di dalam dirinya.
Kelihatan selalu bersikap rendah hati dan tampak bijaksana, namun ternyata semua itu hanya kedok untuk menutupi kesombongannya.
Jadi, tolonglah jangan menuduh saya sebagai orang yang rendah hati dan bijak, karena itu adalah benih-benih untuk menumbuhkan kesombongan. Padahal jelas-jelas saya sudah sombong adanya.
Sebenarnya dengan menulis inilah sebagai sarana bagi saya untuk berintrospeksi diri. Karena kesombongan boleh dikatakan setiap saat mengintai untuk tumbuh di dalam hati kita tanpa kita menyadarinya.
Intropeksi diri, memeriksa hati secara teliti, boleh dikatakan adalah yang terbaik untuk dilakukan setiap hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar